Minal aidin walfaidzin ,, mohon maaf lahir dan batin.....
Di negeri Indonesia tercinta ini memang dikenal sebagai bangsa yang kaya akan ragam budaya, suku, ras dan agama. Sangking beragamnya sampai sampai dalam soal hari raya idul fitri 2012 / Lebaran 2012 juga tak luput dari kata “Beragam”. Memang sangat Unik bangsa kita ini ya, semoga dengan keunikannya ini bisa membawa berkah dan saling menghormati antara yang satu dengan yang lainnya.
1.Hari Raya / Lebaran hari Kamis : Jemaah Tarekat Saman Padang
Padang - Puluhan jemaah tarekat Saman di Surau Carobong, Kelurahan Koto Panjang, Kecamatan Koto Tangah, Padang, melaksanakan salat Idul Fitri, Kamis, 16 Agustus 2012. "Kita pagi tadi sudah melaksanakan salat Idul Fitri, setelah melaksanakan puasa 30 hari di bulan Ramadhan," ujar Imam Surau Carobong, Syafar.
Sebelumnya, jemaah tarekat Saman menetapkan 1 Ramadhan 1433, pada Selasa 17 Juli 2012. "Jadi penetapan Idul Fitri, kita hitung 30 hari sejak awal Ramadhan," ujar Syafar di rumahnya, Kamis, 16 Agustus 2012.
Penetapan awal Ramadan itu, kata Syafar melihat bulan purnama pada bulan Sya''ban. "Jika bulan purnama terlihat, itu berarti sudah 15 Sya''ban. Jadi kita hitung saja 15 hari kedepannya untuk awal Ramadhan," ujarnnya.
Sebelumnya, jemaah tarekat Saman menetapkan 1 Ramadhan 1433, pada Selasa 17 Juli 2012. "Jadi penetapan Idul Fitri, kita hitung 30 hari sejak awal Ramadhan," ujar Syafar di rumahnya, Kamis, 16 Agustus 2012.
Penetapan awal Ramadan itu, kata Syafar melihat bulan purnama pada bulan Sya''ban. "Jika bulan purnama terlihat, itu berarti sudah 15 Sya''ban. Jadi kita hitung saja 15 hari kedepannya untuk awal Ramadhan," ujarnnya.
2.Hari Raya / Lebaran hari Jum’at :
Jamaah Tarekat Naqsyabandiyyah Padang
Sekitar 2.500 jamaah tarekat Naqsyabandiyyah di Kota Padang merayakan Idul Fitri 1433 Hijriah hari ini, Jumat (17/8). Shalat Ied sendiri dipusatkan di Musala Baitul Makmur, Kelurahan Cupak Tangah, Kecamatan Pauh, pukul 08.00 WIB.
Shalat Ied pagi tadi tersebut berjalan dengan hikmah. Buya Piri selaku mursyid (guru) terekat Naqsyabandiyyah di Baitul Makmur bertindak sebagai khatib, sementara imam salat dipangku Edizon Revindo, Sekretaris tarekat Naqsyabandiyyah Padang.
"Jamaah yang ikut shalat Ied di Mushalla Baitul Makmur sekitar 500 orang. Jamaah tidak hanya dari Padang, tapi juga dari Kabupaten Pesisir Selatan, Solok, Pasaman Barat, dan Pariaman," kata Buya Piri.
Shalat Ied pagi tadi tersebut berjalan dengan hikmah. Buya Piri selaku mursyid (guru) terekat Naqsyabandiyyah di Baitul Makmur bertindak sebagai khatib, sementara imam salat dipangku Edizon Revindo, Sekretaris tarekat Naqsyabandiyyah Padang.
"Jamaah yang ikut shalat Ied di Mushalla Baitul Makmur sekitar 500 orang. Jamaah tidak hanya dari Padang, tapi juga dari Kabupaten Pesisir Selatan, Solok, Pasaman Barat, dan Pariaman," kata Buya Piri.
Jamaah An Nadzir
Komunitas pimpinan Ustadz Lukman A Bakti di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan ini menentukan waktu Idul Fitri berdasarkan hasil penghitungan tanda-tanda perpindahan bulan.
Untuk menentukan perpindahan bulan, dari bulan Ramadan ke bulan Syawal, jamaah An Nadzir menggunakan metode pengamatan tanda-tanda alam.
Caranya dengan mengukur tingkat air pasang tertinggi pada permukaan laut di tempat terpisah, yakni di Pantai Galesong, Kabupaten Takalar, pantai di Palopo, Sulsel dan pantai di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Namun untuk menghormati peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-67, jamaah An Nadzir menunda sehari pelaksanaan salat Ied. Rencananya, salat Ied digelar di areal perkebunan sawit, Kelurahan Mawang, Kec. Somba Opu, Gowa, Sulsel.
3.Hari Raya / Lebaran hari Sabtu :
jemaah Ainul Bahiroh
Sejumlah komunitas Islam hari Sabtu (19/9) sudah melakukan solat Idul Fitri, di antaranya Jamaah An-Nazir di Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) dan jemaah Ainul Bahiroh desa Keras Kecamatan Diwek Jombang Jawa Timur. Ratusan orang jamaah An Nazir melaksanakan Salat Idul Fitri di lapangan pemukiman mereka yang berada di Kampung Butta Ejayya, Kelurahan Romang Lompoa, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulsel.
Yang menarik, usai melaksanakan salat Idul Fitri 1430, jemaah An Nazir berderai air mata. Pimpinan jamaah An-Nasir, Ustad Lukman A. Bakti yang menjadi Iman salat Id ini berlangsung dengan hikmat dan air mata dari ratusan jamaah berderai usai Ustad Lukman menutup khotbahnya, yang kemudian disambut salaman meminta maaf dan saling berpelukan. “Jamaah kami bukan orang sembarangan yang melaksanakan salat Idul Fitri. Kami melihat berdasarkan tanda-tanda alam dan penelitian mendasar yang dilakukan oleh anggota jamaah An-Nadzir, ” kata pimpinan jamaah yang di klaim anggota mencapai 10 ribu orang yang tersebar di seluruh indonesia, Malaysia dan Singapura.
Dia menjelaskan, penentuan bulan syawal ketahui dengan tiga metode hilal, yaitu hisab, perhitungan matematis astronomi. Rukyah, yakni melihat keberadaan bulan dengan mata telanjang serta mengukur titik surut air laut di pantai.
4.Hari Raya / Lebaran hari Minggu :
Muhammadiyah dan Kemungkinan besar Warga NU dan Pemerintah
JAKARTA: Sidang isbat awal Syawal 1433H, sepakat menyatakan bahwa awal Syawal 1433 H, bertepatan dengan pada hari Minggu (19/8/2012).
Kesepakatan tersebut ditetapkan setelah mendengar penjelasan para toko ulama dan pejabat Kementerian Agama yang mengikuti Hisab dan Rukyat.
"Apakah keputusan 1 Syawal 1433 H, jatuh pada Ahad, 19 Agustus disetujui?" Kata Menteri Agama Suryadharma Ali, yang memimpin sidang. Secara serentak semua peserta sidang yang mencapai 100 orang lebih, itu berteriak, "setuju!"
Sidang isbat ini dilaksanakan pada Sabtu (18/8/2012) di Kantor Kementerian Agama, Jakarta.
Hadir dalam sidang ini sekitar 14 orang tamu dari Kedutaan Besar negara lain yang ada di Indonesia, diantaranya Kedutaan Besar Afghanistan, Qatar, Brunei Darussalam, Somalia, Malaysia, Sudan, dan Yordania.
Sidang juga diikuti peserta dari beragam organisasi, seperti PB Al Washliyah, Persis DKI Jakarta, ICMI, Jamiat Kheir, dan NU.
"Selamat merayakan Idulfitri 1433 H, mohon maaf lahir dan batin," ujar Suryadharma, saat menutup sidang
Kesepakatan tersebut ditetapkan setelah mendengar penjelasan para toko ulama dan pejabat Kementerian Agama yang mengikuti Hisab dan Rukyat.
"Apakah keputusan 1 Syawal 1433 H, jatuh pada Ahad, 19 Agustus disetujui?" Kata Menteri Agama Suryadharma Ali, yang memimpin sidang. Secara serentak semua peserta sidang yang mencapai 100 orang lebih, itu berteriak, "setuju!"
Sidang isbat ini dilaksanakan pada Sabtu (18/8/2012) di Kantor Kementerian Agama, Jakarta.
Hadir dalam sidang ini sekitar 14 orang tamu dari Kedutaan Besar negara lain yang ada di Indonesia, diantaranya Kedutaan Besar Afghanistan, Qatar, Brunei Darussalam, Somalia, Malaysia, Sudan, dan Yordania.
Sidang juga diikuti peserta dari beragam organisasi, seperti PB Al Washliyah, Persis DKI Jakarta, ICMI, Jamiat Kheir, dan NU.
"Selamat merayakan Idulfitri 1433 H, mohon maaf lahir dan batin," ujar Suryadharma, saat menutup sidang
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !